Friday, December 30, 2011

DITEMUKAN PENYU YANG SEBELUMNYA TELAH DIDUGA PUNAH


Selama lebih dari empat dekade, ilmuwan mengira penyu bersisik (Hawksbills) telah hilang.

          Tim peneliti dipimpin oleh Alexander Gaos dari San Diego State University yang telah melacak penyu selama tiga tahun akhirnya menemukan bahwa Hawksbills, hewan yang sebelumnya diduga punah, bersarang dalam muara.

          Pada laporan yang dipublikasikan di jurnal Biologi Letters Royal Society itu mereka juga memaparkan mengapa spesies itu tidak terdeteksi di wilayah timur Pasifik dalam kurun waktu yang begitu lama.

          Selama ini, Gaos dan rekan-rekan melacak penyu bersisik di empat negara, yakni El Savador, Honduras, Nikaragua, dan Ekuador. Caranya dengan menggunakan alat pelacak pada punggung kura-kura.

          Dari pelacakan terungkap bahwa penyu bersisik dewasa memiliki habitat di muara pantai bakau di Pasifik Timur. 
“Selama lebih dari empat dekade, para ilmuwan penyu laut berpikir penyu bersisik (Hawksbills) telah menghilang dari timur samudera Pasifik,” kata Gaos, seperti dikutip dari BBC, 6 September 2011.

          Gaos menyebutkan, meskipun ratusan proyek penyu laut dan ilmuwan telah berupaya memfokuskan pencarian pada wilayah ini, namun tak ada yang mendapati letak Hawksbills. “Temuan kami membuktikan bahwa mendapati habitat Hawksbills di muara mangrove adalah upaya yang sulit,” lanjutnya.

          Menurut Gaos, kemungkinan penyu-penyu tersebut menghabiskan seluruh hidupnya dalam habitat yang samar. “Teori ini sesuai dengan fakta bahwa jumlah hewan tersebut tinggal sedikit,” kata Gaos. “Tidak heran jika para peneliti tidak berhasil mengetahui keberadaan mereka,” ucapnya.

          Untuk menemukan populasi hewan itu, Gaos dan timnya bekerjasama dengan nelayan lokal dan kolektor telur illegal, untuk menemukan penyu bersisik. Mereka berharap petunjuk yang didapat akan sangat bermanfaat untuk upaya konservasi.

          Namun demikian, kepastian mengapa penyu mencari perlindungan di muara mangrove belum jelas. Peneliti memperkirakan, itu mungkin merupakan adaptasi yang terjadi karena dipicu oleh berkurangnya habitat asli mereka yakni di terumbu karang di wilayah tersebut.



No comments: