Sunday, January 1, 2012

SEPENGGAL CERPEN UNTUK GADIS TEMPRAMENTAL YANG SUKSES DALAM KARIR DAN SEDIKIT SENTILAN HALUS UNTUKNYA


Seorang lelaki membayangkan:

                        “andai kau bisa menjaga auratmu”
                        “andai kau bisa menjaga lisanmu”
                        “andai kau bisa menjaga watakmu”

Pada suatu hari, lelaki itu teringat . . .

Kau membawa sebilah pisau untuk membunuhku dan menempelkan sebilah pisau itu di leherku, dan berteriak dengan penuh amarah dan emosi seperti manusia yang kehilangan akal, karena termakan pemikiran negatif . . .

Dengan tenang lelaki itu berbicara . . .

Padahal yang aku lakukan benar adanya dan tidak berbohong sedikitpun, aku memang belum punya apa-apa yang bisa dibanggakan, seperti materi bahkan telp gengampun tak punya. Kau sulit menghubungiku, bahkan jarang berkomunikasi, bahkan untuk sekedar bertanya kabar. Aku tak meminta banyak, aku tak meminta uangmu, aku hanya memiliki permintaan sederhana yang seharusnya mudah untuk kau lakukan. Aku memang bukan orang suci, tapi aku akan berusaha, bila ada seorang gadis baik yang bisa memotifasiku dengan cara yang baik pula. Lelaki baik tidak butuh seorang wanita yang mempunyai karir bagus dan cemerlang, karena suatu saat aku yang akan menuntunmu dan membiarkanmu tenang menjaga buah cinta kita, di gubuk sederhana kita . . .

Kau tau apa yang bisa dibanggakan lelaki dari seorang wanita. Kau tau..!!? gadis itu hanya terdiam, dengan tangan yang masih menggenggam sebilah pisau yang masih pula tertempel dileher lelaki itu . . .

Lelaki itu menatap kedua mata gadis itu dan memberikan jawaban secara halus dan sederhana yang menyentil hati gadis itu. “Sifat dan tingkah laku gadis itu sendiri”, ya hanya itu saja sudah bisa mengangkat moral seorang lelaki, dimata kerabatmu dan kerabatku. Untuk itu pasti lelaki itu akan lebih termotivasi unuk menjadi lelaki yang lebih baik dari senelumnya. Dan seketika itu pula raut wajah sang gadispun berubah penuh sesal dan menangis meminta maaf . . .

Lelaki itu menjawab, sudah sering kau seperti itu, dan aku bosan dengan adatmu yang keras, tempramental, berfikirlah dahulu sebelum bertindak . . .

Karena rasa sayang dan kepedulian lelaki itu, dia mengusap kepala gadis itu, memberikan senyuman dan memaafkannya . . .

Sumber: SOUL


No comments: