26 Desember
2004 menjadi hari bersejarah yang memilukan bagi bangsa Indonesia maupun dunia,
pada tanggal itu terjadi tragedi yang sulit dilupakan bagi rakyat Indonesia
khususnya bagi warga Aceh, dan warga Sumatera Utara. Gempa besar dengan sekala
8,9 SR disusul tsunami dahsyat menyapu bersih pantai-pantai Aceh, dan sebagian
Sumatera Utara, bahkan hingga Somalia di Benua Afrika yang berjarak ribua
kilometer dari pusat gempa di sebelah Barat Provinsi Aceh, yang telah memakan
korban kurang lebih 126.915 jiwa.
Sesaat
setelah stunami surut, tak banyak bangunan yang tersisa di ssepanjang pantai
Barat dan Utara Aceh, semua garis-garis bekas pondasi rumah atau
sekolah-sekolah, menunjukan bagaimana kekuatan tsunami yang terjadi, tidak
sedikit rekaman video yang beredar untuk menggambarkan kedahsyatannya.
Namun, di
balik luluh lantahnya wilayah pantai Aceh tersebut, Allah berkehendak lain, Dia
masih meninggalkan sedikit pohon dan rumah-Nya guna menjadi peringatan bagi
warga Aceh dan manusia pada umumnya.
Di Ulee Lheue,
Banda Aceh, masjid Baiturrahim masih tampak tegar, Bangunan yang berada dekat
tepi pantai dan pelabuhan kecil tersebut tetap utuh. Tsunami hanya mampu
menjebol pagar dan kaca-kaca masjid tersebut. Daerah sekitar mmasjid hingga
berkilo-kilo meter rata dengan tanah. Di Kampung Cot, Meulabohm Aceh barat,
hanya masjid Al Hidayah yang menjadi satu-satunya bangunan yang tetap utuh.
Menurut imam masjid tersebut. Tengku Usman Bakar, masjid Al-Hidayah sering
digunakan untuk pengajian rutin guna menyaingi pesta hura-hura muda-mudi di
sepanjang pantai Meulaboh.
Selain
kedua tempat ibadah tersebut, masih banyak bangunan serupa yang tidak ikut
tersapu tsunami 26 Desember 2004. Entah karena mukjizat ata struktur teknis
bangunana yang menjadikan rumah-rumah Allah tetap kokoh meski diterjang ribuan
ton kubik air bah, yang jelas hal itu cukup menjadi pelajaran bagi umat manusia
yang masih hidup untuk kembali ke rumah-rumah-Nya. “Ini syarat kalau ingin
selamat dalam hidup, maka berlidunglah pada Allah di masjid-masjid, kembalialah
ke masjid”. Terang Alyasa Abu Bakar, salah seorang tokoh masyarakat Aceh.
Di samping
itu juga ada yang berfikir “Masjid-masjid di Aceh itu dibangun atas dasar
keikhlasan, bukan dari uang korupsi. “Bisa jadi orang itu benar!”
Hikmah lain
yang bisa dipetik dari Tragedi Tsunami Aceh adalah jangan takut terhadap ombak
laut, namun takutlah kepada Allah Penguasa Alam Semesta.
sumber: http://sosbud.kompasiana.com
No comments:
Post a Comment