Pada suatu pagi yang cerah, seorang anak menghampiri sang ibu yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga, dan memberikan selembar kertas surat yang telah ia tulis.
"Si Ibu", terdiam tak percaya, sambil melihat kedua bola mata sang anak, dan bertanya dalam hati "surat untuk apa ini" karena baru kali ini sang anak memberikan surat untuknya. Sambil tersenyum si Ibu menyambut kertas itu, dan
setelah mengeringkan tangannya
dengan celemek, ia membacanya.
- Untuk memotong rumput minggu ini Rp. 7.500,00
- Untuk membersihkan kamar minggu ini Rp. 5.000,00
- Untuk pergi ke toko menggantikan Ibu Rp.10.000,00
- Untuk menjaga adik waktu Ibu belanja Rp. 15.000,00
- Untuk membuang sampah setiap hari Rp. 5.000,00
- Untuk raport yang bagus Rp. 25.000,00
- Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 12.500,00
- Total jumlah hutang Rp. 80.000,00
Si Ibu
memandang anaknya yang berdiri
di situ dengan penuh harap,
dan berbagai kenangan terlintas
dalam pikiran ibu itu.
Kemudian
ia mengambil pulpen, membalikkan
kertasnya, dan menulis:
- Untuk sembilan bulan ketika Ibu mengandung kamu selama kamu tumbuh dalam perut Ibu, GRATIS.
- Untuk semua malam ketika Ibu menemani kamu, mengobati kamu, dan mendoakan kamu, GRATIS.
- Untuk semua saat susah, dan semua air mata yang kamu sebabkan selama ini, GRATIS.
- Untuk semua malam yang dipenuhi rasa takut dan untuk rasa cemas di waktu yang akan datang, GRATIS.
- Untuk mainan, makanan, baju, dan juga menyeka hidungmu, GRATIS.
- Anakku, dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, harga cinta sejati Ibu adalah, GRATIS.
Setelah
selesai membaca apa yang
ditulis ibunya, ia menatap wajah Ibunya dengan mata yang berkaca-kaca sambil mencium tangan Ibu dan berkata: “Ibu, aku
sayang sekali pada Ibu”, dan
segera si anak mengambil pulpen
dan menulis dengan huruf besar-besar, semua hutang ibu “LUNAS”, lalu sang anak memeluk Ibunya dan meminta maaf.
No comments:
Post a Comment