Selama
lebih dari empat dekade, ilmuwan mengira penyu bersisik (Hawksbills) telah
hilang.
Tim
peneliti dipimpin oleh Alexander Gaos dari San Diego State University yang
telah melacak penyu selama tiga tahun akhirnya menemukan bahwa Hawksbills,
hewan yang sebelumnya diduga punah, bersarang dalam muara.
Pada
laporan yang dipublikasikan di jurnal Biologi Letters Royal Society itu mereka
juga memaparkan mengapa spesies itu tidak terdeteksi di wilayah timur Pasifik
dalam kurun waktu yang begitu lama.
Selama
ini, Gaos dan rekan-rekan melacak penyu bersisik di empat negara, yakni El
Savador, Honduras, Nikaragua, dan Ekuador. Caranya dengan menggunakan alat
pelacak pada punggung kura-kura.
Dari
pelacakan terungkap bahwa penyu bersisik dewasa memiliki habitat di muara
pantai bakau di Pasifik Timur.
“Selama
lebih dari empat dekade, para ilmuwan penyu laut berpikir penyu bersisik
(Hawksbills) telah menghilang dari timur samudera Pasifik,” kata Gaos, seperti
dikutip dari BBC, 6 September 2011.
Gaos
menyebutkan, meskipun ratusan proyek penyu laut dan ilmuwan telah berupaya
memfokuskan pencarian pada wilayah ini, namun tak ada yang mendapati letak
Hawksbills. “Temuan kami membuktikan bahwa mendapati habitat Hawksbills di
muara mangrove adalah upaya yang sulit,” lanjutnya.
Menurut
Gaos, kemungkinan penyu-penyu tersebut menghabiskan seluruh hidupnya dalam
habitat yang samar. “Teori ini sesuai dengan fakta bahwa jumlah hewan tersebut
tinggal sedikit,” kata Gaos. “Tidak heran jika para peneliti tidak berhasil mengetahui
keberadaan mereka,” ucapnya.
Untuk
menemukan populasi hewan itu, Gaos dan timnya bekerjasama dengan nelayan lokal
dan kolektor telur illegal, untuk menemukan penyu bersisik. Mereka berharap
petunjuk yang didapat akan sangat bermanfaat untuk upaya konservasi.
Namun
demikian, kepastian mengapa penyu mencari perlindungan di muara mangrove belum
jelas. Peneliti memperkirakan, itu mungkin merupakan adaptasi yang terjadi
karena dipicu oleh berkurangnya habitat asli mereka yakni di terumbu karang di
wilayah tersebut.
Sumber: http://teknologi.vivanews.com
No comments:
Post a Comment